Trading dengan Candlestick Berpola Hanging Man
Candlestick berpola hanging man sangat popular di kalangan trader forex, kendati tak jarang banyak yang salah dalam aplikasinya. Dalam artikel ini, Kami akan mencoba menjelaskan bagaimana teknik trading dengan candlestick berpola hanging man
Identifikasi atas candlestick berpola hanging man (selanjutnya ditulis hanging man) serta situasi pasar yang tepat akan menentukan tingkat keberhasilan seorang trader saat masuk posisi
Formasi hanging man bagi sebagian trader adalah sinyal reversal yang lemah, sebagai akibatnya kebanyakan trader candle berpengalaman tidak menggunakannya sendirian sebagai sinyal entri
Namun, jika pola hanging man dikombinasikan dengan indikator lain sebagai acuan untuk sinyal entri, maka bisa menjadi perangkat yang sangat bermanfaat sebagai salah satu senjata trading Anda
Apakah Candlestick Berpola Hanging Man itu?
Candlestick berpola hanging man, sangat mirip dengan candlestick yang berpola hammer. Hanya saja hanging man hanya muncul pada puncak saat tren naik, atau pergerakan harga yang sangat bullish
Sebagaimana candlestick berpola hammer, candlestick berpola hanging man mempunyai ekor/shadow dibawah (setidaknya dua kali ukuran badan candle).
Badan candle dari sinyal hanging man bisa bullish atau bearish (seperti gambar di atas). Untuk alasan yang lebih jelas, sinyal bearish reversal tersebut dipertimbangkan sedikit lebih bearish jika badan candle juga bearish
Sebagaimana diulas sebelumnya, formasi hanging man hanya perlu dicermati pada saat berada dipuncak harga sedang naik. Jangan pernah trading dengan hanging man pada kondisi pasar dalam fase konsolidasi atau flat
Secara psikologis, sinyal hanging man muncul sebagai refleksi bahwa kendati harga sedang naik dan buyer mengontrol pasar, namun pasar mulai menunjukkan kemampuan bergerak lebih rendah (ditandai dengan ekor/shadow di bawah yang panjang). Dengan kata lain, para buyer mulai cemas dan sebagaian mungkin mulai mengamankan profit.
Entri
Gambar di bawah menunjukkan serial candle berpola hanging man yang muncul selama pasar dalam kondisi naik dan setelah hanging man mencuat nampak gerak berubah menurun. Bahkan pada saat hanging man muncul 2 kali di puncak harga, pola pembalikan (reversal) menurun segera berlangsung
Pada kasus lain, sinyal candlestick berpola hanging man juga secara spesifik bisa dijadikan acuan untuk mengamankan profit.
Contohnya: Anda masuk posisi buy saat tren naik, dan melaju bersama harga sejauh yang dikehendaki. Tetapi, ketika muncul pertama kali candlestick berpola hanging man (seperti contoh di atas), Anda bisa segera melikuidasi setengah dari posisi buy.
Meski diikuti oleh candle konfirmasi menurun, Anda ragu bahwa tren akan berlanjut. Dan ternyata tidak mendobrak level low. Lantas muncullah candle berpola hanging man untuk kedua kalinya, bahkan diikuti hanging man berikutnya, maka aksi likuidasi untuk sisa posisi buy harus segera dilakukan.
Merujuk pada contoh di atas, maka candlestick berpola hanging man bisa dimanfaatkan sebagai sinyal exit. Tentu saja Anda bisa melikuidasi posisi seluruhnya pada saat pertama kali hanging man muncul
Pada gambar di atas, Anda bisa melihat sinyal hanging man yang lain, dengan garis merah putus-putus menunjukkan entri dan stop loss telah terjadi. Perhatikan bahwa pemicu entri adalah (1 pip)di bawah candle konfirmasi bearish—bukan pada candle hanging man–. Stop loss ditempatkan (1 pip) di atas level tertinggi pada saat harga sedang naik
Pada kasus di atas, nampak bahwa entri untuk trading formasi hanging man harus dikombinasikan dengan bearish candle setelahnya. Juga mesti dipahami bahwa pola candle hanging man bisa menjadi pemantik entri posisi dengan tingkat probabilitas yang tinggi jika dipadukan dengan system trading yang bagus
Pada contoh di atas, Anda bisa melihat contoh lain bagaimana formasi hanging man bisa digunakan sebagai sinyal keluar posisi. Terdapat beberapa indikasi bahwa harga naik mulai mengendur.Mari kita lihat secara menyeluruh grafik di atas dan bagaimana kita mengantisipasi harga melorot turun dengan mengikuti langkah-langkah di bawah ini:
- Candlestick besar kedua dalam gerak naik yang kuat dan diikuti kemunculan candle hanging man, tetapi pasar merijek (menolak) harga yang ditandai dengan candle berpola shooting star (bearish pinbar), tetapi ekor panjang di atasnya masih relevan.
- Harga kembali menguji level-level yang telah ditolak sebelumnya (dan sering terjadi). Pada saat harga menguji lagi level-level tersebut, lantas candle berpola hanging man muncul. Kondisi ini bisa dipertimbangkan sebagai sinyal bearish, khususnya pertimbangan bahwa kemunculan hanging man di antara area penolakan yang jelas oleh pasar
- Diikuti oleh bearish candlestick, yang bergantung pada ukuran relatifnya sebagai konfirmasi sentiment bearish di pasar . Artinya para buyer mungkin mulai cemas, dan mengamankan posisi profit mereka, disebabkan oleh supply naik, tetapi harga menurun
Jika Anda mengamati candlestick berpola hanging man tertentu sebagi sinyal entri, tempatkan stop loss di atas hanging man. Namun, penempatan yang tepat stop loss pada kasus tersebut adalah di atas hanging man dengan ekor/bayangan yang lebih panjang sebelumnya atau di atas level tertinggi saat harga bullish.
Kesimpulan :
Trading menggunakan candlestick berpola hanging man cukup efektif bila diterapkan dengan teliti. Karena formasi hanging man merupakan sinyal bearish reversal (pembalikan menurun). Ciri candlestick berformasi hanging man adalah panjang ekor/bayangan menjuntai di bawah badan candlestick dengan ukuran setidaknya 2 kali panjang dari badan candle.
Menerapkan formasi hangin man dalam trading forex adalah ketika harga sedang naik dan menyentuh level-level resisten lalu muncul pola hanging man, maka seorang trader bisa melakukan scenario transaksi dengan menunggu candle bearish berikutnya.
Lalu menempatkan limit sell beberapa pip di bawah level low candle tersebut, dengan stop loss ditempatkan beberapa pip di atas candle hanging man dan target dengan menggunakan rasio rugi:laba 1:2 atau bisa juga dengan metode menggeser stop loss
Formasi hanging man juga bisa dijadikan acuan untuk exit posisi.