Belajar Indikator Relative Strength Index (RSI)

by / Friday, 08 June 2018 / Published in Trading Strategies

Tinjauan Umum

Indikator Relative Strength Index, dikembangkan oleh Welles Wilder pada tahun 1978, dan menggambarkan perubahan relatif antara harga yang lebih tinggi dan lebih rendah. RSI adalah sebuah osilator karena nilai-nilai indikator itu bervariasi antara 0 dan 100.

 

Rumus

Rumus yang digunakan untuk menghitung RSI adalah:

Rumus RSI

  • t adalah titik yang ditentukan  dalam waktu
  • n adalah jumlah periode waktu yang ditentukan pada saat permintaan RSI

 

Parameter

Indikator RSI mempunyai satu parameter kunci:

n, menentukan jumlah periode untuk memasukkan dalam perhitungan (Wilder merekomendasikan penggunaan 14 untuk n, sementara yang lain menggunakan 9 atau 25), dan dua parameter kecil yang digunakan untuk menyorot kondisi overbought / oversold

  • Ambang batas overbought (jenuh beli), dengan  default 70
  • Ambang batas  oversold (jenuh jual),  dengan default  30.

Lihat Gambar di Bawah Ini:

Relative Strength Index

 

Kesimpulan

Indicator RSI biasanya ditafsirkan dalam tiga cara  yang berbeda:

  • Sinyal  Overbought / oversold: Area dalam grafik di bawah 20 biasanya ditafsirkan sebagai daerah oversold (jenuh jual),  sedangkan daerah di atas 80 ditafsirkan sebagai daerah overbought (jenuh beli). Sebagian menafsirkan RSI jatuh di bawah 80 sebagai sinyal jual dan RSI naik di atas 20 sebagai sinyal beli.

 

  • Sinyal Perpotongan Garis Tengah: Interpretasi ini didasarkan pada pengamatan bahwa harga dalam tren naik  cenderung untuk ditutup lebih dekat ke level high daripada level low . Ketika RSI berada di atas garis 50, maka keuntungan yang lebih tinggi daripada rata-rata kerugian, dan ketika RSI di bawah garis 50, maka kerugian rata-rata lebih tinggi dari keuntungan rata-rata. Oleh karena itu, ketika RSI memotong garis 50 dalam arah ke bawah, maka ini bisa ditafsirkan sebagai sinyal jual (terutama jika itu menegaskan sinyal dari indikator lain), dan sebaliknya, ketika RSI memotong garis  50 dalam arah naik, maka ini bisa ditafsirkan sebagai sinyal beli.

 

  • Sinyal Divergence: Jika RSI dan harga nilai tukar berbeda dalam arahnya, maka kondisi tersebut bisa ditafsirkan sebagai sebuah sinyal. Oleh karena itu, jika harga naik sementara  RSI menurun, maka  dapat diperkirakan bahwa pergerakan akan segera berubah arah dan mulai menurun. Sebaliknya, jika RSI naik sementara harga menurun, maka dapat diperkirakan bahwa harga akan segera berubah arah dan mulai naik.

Leave a Reply

You must be logged in to post a comment.

TOP