Bagaimana Menggunakan Fibonacci Retracement
Garis Fibonacci retracement didasarkan pada Fibonacci Sequence dan dianggap sebagai “prediksi” indikator teknikal dengan memberikan umpan balik tentang kemungkinan nilai tukar di masa depan. Ada beberapa trader yang bersumpah dengan akurasi, dimana Fibonacci Retracements dapat memprediksi tingkat masa depan, sementara yang lain berpendapat bahwa angka Fibonacci lebih seni, daripada sebuah ilmu pengetahuan.
Mengingat popularitas mereka dan penggunaan luas oleh analis teknikal, Anda setidaknya harus tahu bagaimana menafsirkan angka Fibonacci. Namun Fibonacci sama seperti indikator lainnya, dimana dibutuhkan lebih dari satu indikator untuk mencari umpan balik dari sumber-sumber tambahan dalam mendukung analisa awal Anda.
Dalam pelajaran ini, Anda akan belajar mengidentifikasi potensi level retracement dengan menggunakan ratio derivatif dari Fibonacci Sequence. Untuk memulai pelajaran ini, kita butuh mengulas kembali Fibonacci Sequence.
Fibonacci Sequence
-
- Fibonacci Sequence merupakan serangkaian angka yang tampaknya secara konsisten terjadi di alam. Penemuan fenomena ini dikreditkan ke matematika pada abad ke-13 oleh Leonardo Fibonacci.
- Metode untuk menghitung urutan adalah dengan menambahkan nomor Fibonacci bersama-sama dengan jumlah yang segera mendahului dalam urutan.
- Menggunakan rumus ini, dan dengan asumsi dua angka pertama adalah nol dan satu, Anda dapat menghitung sepuluh angka pertama di Fibonacci Sequence sebagai berikut:
0 + 0 = 0
0 + 1 = 1
1 + 0 = 1
1 + 1 = 2
2 + 1 = 3
3 + 2 = 5
5 + 3 = 8
8 + 5 = 13
13 + 8 = 21
21 + 13 = 34
Oleh karena itu, 10 angka pertama pada Fibonacci Sequence adalah: 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34.
Fibonacci Ratio
- Dari Fibonacci Sequence angkan muncul beberapa ratio, dan ratio tersebut memiliki arti khusus bagi trader.
- Ratio Fibonaccri yang paling penting adalah 61.8%, hal ini terkadang merujuk kepada “golden ratio” atau “golden mean” yang mana ini disetujui sebagai ratio retracement yang dapat diandalkan.
- Golden ratio muncul dengan membagi nomor di urutan dengan jumlah yang segera mengikutinya. Tidak peduli nomor yang Anda pilih, jawabannya akan selalu sangat dekat dengan rata-rata dari 0.618, atau 61,8%. Sebagai contoh:
- 8 dibagi 13 = 0.615 = 61.5%
- 13 dibagi 21 = 0.619 = 61.9%
- 21 dibagi 34 = 0.617 = 61.7%
- Dua ratio Fibonacci lainnya yang digunakan trader adalah 38.2% dan 23.6%. Kedua ratio tersebut terlihat sedikit memiliki tingkat sukses yang lebih rendah.
- Ratio 38.2% diperoleh dengan membagi nomor urutan dengan nomor ke dua dari kanan. Sebagai contoh:
- 8 dibagi 21 = 0.380 = 38.0%
- 144 dibagi 377 = 0.381 = 38.1%
- 6765 dibagi 17,716 = 0.381 = 38.1%
- Ratio 23.6% diperoleh dengan membagi nomor urutan dengan nomor ke tiga dari kanan:
- 5 dibagi 21 = 0.238 = 23.8%
- 34 dibagi 144 = 0.236 = 23.6%
- 6765 dibagi 28,667 = 0.235 = 23.5%
- Sebagai tambahan, ketiga Ratio tersebut merupakan paling umum digunakan pada sistem perdagangan yang juga memperlihatkan level retracement 50% dan 100%. Serangkaian rasio ditarik ke atas harga grafik, contoh:
Grafik harga dengan Garis Fibonacci Retracement
Penggunaan Fibonacci Retracement dan Prediksi Harga Masa Depan
Gambaran Umum
- Dari seluruh indikator teknikal yang anda temui, Fibonacci Retracement bisa menjadi sangat “ilmiah”.
- Kendati demikian, ada banyak analis yang merasa ratio Fibonacci adalah indikator teknis yang penting.
Fibonacci Retracements dianggap sebagai indikator teknikal “prediksi” karena mereka berusaha untuk mengidentifikasi nilai tukar masa depan. Seperti yang dapat Anda bayangkan, mencoba untuk memprediksi, atau beberapa dari Anda akan berkata, “menebak” harga di masa depan setidaknya. Ketika menggunakan Fibonacci Retracements sebagai indikator teknis, disarankan kebijaksanaan trader.
Berikut contoh menyikapi dan mengenal Fibonacci Retracement pada grafik harga:
- Dalam timeframe H1 pada pair NZDUSD, Ratio 23.6 merupakan tahap awal yang harus dilalui oleh harga sebagai tren pembalikkan dari tren bullish atau tren naik yang terjadi. Kemunculan candlestick berpola doji(berwarna biru) merupakan tahap test pertama untuk melalui ratio 23.6. Namun setelah itu, candlestick untuk periode selanjutnya telah berhasil menembus Ratio 23.6 dan segera melanjutkan penurunan menuju Ratio 38.2.
- Memasuki area Ratio 38.2, 50.0 sampai dengan Ratio 61.8, pergerakkan harga harus berulang kali menembus Ratio 50.0. Ratio 50.0 banyak dianggap oleh trader sebagai level retracement yang kuat, sehingga harga sering kali berfluktuasi atau berayun di Ratio 50.0 sebelum akhirnya jatuh menuju 61.8.
- Pada Ratio 61.8, pergerakkan harga terlihat jelas mengalami pembalikkan dari koreksi turun NZDUSD. Ratio 61.8 merupakan level retracement yang paling diandalkan oleh trader, dalam bertransaksi ratio tersebut biasa disebut sebagai “golden ratio” atau “golden mean”.
Mengatur Stop Loses Berdasarkan Fibonacci Retracement
- Salah satu strategi yang digunakan oleh beberapa trader adalah dengan menggunakan tingkat Fibonacci Retracement sebagai pedoman untuk menempatkan batas stop loss.
- Contohnya, ketika tren harga sedang naik dan Anda memiliki posisi beli, satu – satunya yang perlu dipertimbangkan dalam menempatkan stop loss di bawah swing low yang terjadi. Karena swing low terkadang menjadi level support, sebuah kegagalan harga yang mungkin pulih sebelum benar – benar jatuh ke level support sebelumnya.
- Mengatur stop loss di bawah level support memperkecil potensi kerugian yang mengancam jika nilai tukar jatuh ke bawah level support.
- Ketika melakukan trading pada tren menurun, dan anda memiliki posisi sell, satu – satunya cara menempatkan stop loss yaitu di atas swing high yang bisa merepresentasikan level resistance.
- Sekali lagi, sesuatu yang harus diingat adalah harga mungkin kembali koreksi ke swing high namun kecil kemungkinan melebihi level tersebut. Dengan demikian, mengatur stop loss di atas level resistance berarti stop loss hanya akan terancam ketika level resistance ditembus.
Mengidentifikasi potensi perubahan harga yang ekstrim adalah tantangan utama ketika bekerja dengan garis Fibonacci. Sebab, Anda perlu menemukan sebuah tren turun atau tren naik yang mungkin bisa digunakan sebagai petunjuk atas potensi pembalikkan harga ke level high atau level low sebelumnya.