Perbedaan Indikator Leading dan Indikator Lagging

by / Friday, 27 July 2018 / Published in Forex Articles, Learn

Secara sederhana perbedaan antara Indikator  Leading dan Indikator Lagging adalah:

Indikator Leading  atau sering disebut dengan osilator  memberi sinyal sebelum tren baru atau pembalikan (reversal) pada suatu tren terjadi.

Indikator Lagging  atau biasa disebut dengan indikator momentum memberikan sinyal setelah tren dimulai.

Indikator Leading

Leading indikator  dikreasikan untuk mendahului pergerakan harga guna memprediksi arah (harga) selanjutnya. Dua leading indikator yang paling terkenal adalah Relative Strength Index (RSI) dan Stochastick Oscillator

Ketika kita hendak menggunakan indikator leading, cara terbaik untuk mengingat cara kerjanya adalah ayunan bolak-balik (oscillate) antara dua titik, sehingga dinamakan oscillator atau sebagian trader kerap menyulih kata tersebut dengan sebutan osilator.

Jadi pada prinsipnya indikator osilator merupakan indikator yang terus bergerak naik atau turun dari titik A ke titik B, atau bergerak di antara dua titik tersebut.

Pada saat osilator menggapai zona jenuh beli (over-bought), maka menjadi sinyal untuk jual, yang akhirnya bergerak menukik bersamaan dengan harga. Sementara, jika osilator mencapai zona jenuh jual, maka diindikasi sebagai sinyal beli, lantas bergerak naik berbarengan dengan geliat harga.

Korelasi Stochastick dengan Jejak Harga

Sebagaimana Anda lihat pada ilustrasi di atas, ketika stochastick menyentuh zona over-bought di atas level 80.00, harga pun ikut bergerak menurun seiring dengan pergerakan osilator. Keitika stochastick meraih area jenuh-jual di bawah level 20.00, akhirnya harga merangkak naik bersanding dengan jejak naik osilator.

Tentu saja besaran pergerakan harga bergantung pada sejumlah faktor teknikal dan fundamental, dan kondisi tersebut tidak selalu ditunjukkan oleh pergerakan indikator leading. Dengan kata lain, pergerakan naik bisa lebih kuat ketimbang pergerakan turun atau sebaliknya, tergantung pada tren pasar

Contoh lain untuk indikator leading adalah RSI atau Relative Strength Index (Index Kekuatan Relatif), yang berfungsi hampir sama dengan stochastick. Jika RSI menggapai area jenuh beli maka memberi sinyal untuk aksi jual, dan harga bergerak turun

Jika RSI menyentuh area jenuh jual, maka memberi sinyal untuk aksi beli, lantas harga merangkak naik

korelasi RSI dan Jejak Harga

Parabolic SAR (Stop and Reversal) juga termasuk indikator leading yang spesial yang juga memberi sinyal keluar posisi. Di samping itu, osilator ini biasanya dipasang pada grafik pergerakan harga guna memberi informasi bagi trader secara visual kapan untuk masuk atau keluar posisi.

Korelasi Parabolic SAR dan Gerak Harga

Sebagaimana Anda simak dalam ilustrasi, titik-titik terbentuk di atas harga ketika aksi jual sedang berlangsung. Pada sisi lain, titik-titik terbentuk di bawah harga ketika harga sedang naik.

Kurang bijak jika Anda mengambil posisi beli atau jual saat baru satu titik yang muncul di bawah atau di atas gerak harga. Anda bisa menanti dua atau tiga titik terbentuk sebelum entri posisi pada candle berikutnya, lantas keluar posisi pada saat satu atau dua titik terbentuk saat arah berlawanan

Stochastick dan RSI juga bisa digunakan untuk mengidentifikasi eksit transaksi dengan menganalisa bila osilator mulai bergerak berlawanan dan memberi sinyal kemungkinan terjadi reversal (pola pembalikan) . Untuk stochastick, saat terjadi persilangan biasanya memberi sinyal bahwa pasar berpotensi berbalik arah. Untuk RSI pergerakan di bawah level median (50.00) bisa menjadi sinyal dini bahwa tren sedang melemah.

Tentu saja parameter dari indikator leading bisa disesuaikan dengan gaya trading Anda. Seringkali, parameter untuk jangka-pendek (short-term) bisa menghasilkan sinyal lebih banyak ketimbang periode yang lebih panjang. Anda bisa mencoba membedakan settingan/penetapan guna memfilter sinyal-sinyal tipuan (false)  dan menopangnya dengan satu sistem yang menghasilkan hasil optimal

Indikator Lagging

Kebalikan dari indikator leading yang memberi sinyal trading lebih dini, momentum atau indikator lagging memberi sinyal konfirmasi pada saat tren sudah menemukan momentumnya. Maka, indikator lagging juga dikenal sebagai indikator (yang) mengikuti tren ( trend-following indikacor)

Salah satu contoh dasar dari indikator lagging adalah sistem perpotongan moving average. Tidak terikat apakah menggunakan simple atau exponential moving average dengan parameter yang berbeda sebagai dasar menetapkan sinyal beli atau jual.

Jika moving average yang lebih pendek jangka waktunya memotong di atas moving average yang lebih panjang jangka waktunya, menjadi sinyal untuk beli. Sebaliknya, jika moving average yang lebih pendek jangka waktunya memotong di bawah moving average yang lebih panjang jangka waktunya, maka memberi sinyal jual.

Contoh perpotongan 20 SMA dan 50 SMA

Perpotongan Dua Moving Average

Contoh lain dari indikator lagging adalah MACD, singkatan dari Moving Average Convergence Divergence. Sebagaimana namanya, metode ini juga menggunakan moving average, namun lebih terfokus pada pola convergence atau divergence dari indikator tersebut.

MACD juga termasuk histogram, yang menandai perbedaan antara moving average. Garis putus-putus vertikal pada area bawah, yang merupakan MACD aktual menunjukkan perbedaan antara moving average

Sejatinya, tidak terlalu penting untuk mengingat bagaimana indikator-indikator tersebut dikalkulasi, namun yang lebih krusial adalah memahami bagaimana menerapkannya. Mungkin MACD terlihat seperti perangkat yang sulit untuk awalnya, namun banyak fungsi dalam pola gerak yang sama sebagaimana moving average

Korelasi MACD dengan Jejak Harga

Ketika garis MACD bergerak mendekat satu sama lainnya, berarti bahwa moving average aktual mengalami konvergensi dan pasar kemungkinan berbalik arah. Di sisi lain, ketika garis MACD menjauh satu sama lainnya, berarti bahwa moving average aktual dalam kondisi divergensi dan tren sedang menguat.

Trading menggunakan MACD juga berdasarkan pada metoda perpotongan. Jika garis MACD berpotongan, mengindikasikan dimulainya tren baru. Menunggu beberapa bar histogram meningkat bisa menjadi cara untuk mendapatkan konfirmasi bahwa tren akan menguat

Leave a Reply

You must be logged in to post a comment.

TOP