Trendline dan Aplikasinya Pada Pasar Forex

by / Wednesday, 27 June 2018 / Published in Trading Strategies

Pengantar

Banyak trader sangat familiar dengan trendline (garis tren) dan menggunakan teknik garis horizontal untuk menentukan level-level support dan resisten, namun sebagian trader kesulitan bagaimana membuat trendline secara tepat.

Padahal trendline sangat membantu Anda untuk menentukan tren (arah pergerakan harga) juga menakar kekuat dari trend tersebut. Pada kesempatan ini, kami dari tim edukasi akan menjelaskan secara singkat bagaimana teknik membuat trendline secara tepat dan aplikasinya pasar forex.

Trendline dalam Pasar Forex

Analisa trendline dalam pasar forex merupakan metode dalam mendeteksi gerak harga yang sangat penting guna membantu kita membaca trend saat ini dan ke depannya.

Trendline manakar gerak harga dari mata uang di pasar forex ketika harga sedang naik atau turun. Pada kondisi ini, terdapat dua tipe trendline;

1)  Bullish Trendline

Kita mendeteksi grafik harga suatu pasangan mata uang dalam keadaan bullish (naik). Dalam kondisi ini karakter pergerakan harga ditandai dengan pencapaian level high yang terus naik diiringi dengan level low yang juga meningkat. Maka bullish trendline harus ditempatkan di bawah gerak harga dan menghubungkan level-level low dari harga. Sehingga garis trend naik (bullish trendline) berlaku sebagai support saat mengamati gerak harga selanjutnya.

2) Bearish Trendline

Untuk bearish trend, mempunyai karakter berlawanan dengan bullish trend, dimana bearish trend (tren menurun) ditandai dengan pergerakan harga yang terus menciptakan level high yang kian rendah dan diikuti juga dengan level low yang terus menukik. Maka bearish trendline mesti ditempatkan di atas gerak harga dan mengkoneksikan level-level high dari harga. Sehingga garis trend turun (bearish trendline) berlaku sebagai resisten saat kita mendeteksi gerak harga ke depan.

Bagaimana Membuat Trendline

Cara  membuat trendline (bearish atau bullish), Anda pertama mesti mengidentifikasi suatu trend. Sebagaimana terlihat pada grafik di bawah ini:

Dari grafik daily untuk USD/CAD di atas, apakah  Anda temukan suatu tren?  Apakah nampak sulit secara visual tanpa bantuan trendline ? Tetapi sekali kita menambah trendline pada grafik tersebut, Anda bisa lihat terdapat setidaknya 3 tren minor. Seperti grafik di bawah ini :

Pada grafik yang sama untuk USD/CAD, tetapi sekarang kita telah menambah tiga garis trend. Dua merupakan bearish trendline (merah) dan satu adalah bullish trendline (hijau). Pada dasarnya, membuat garis trendtidak terlalu sulit, namun bisa menyimpang. Maka, mari kita simak secara rinci mengenai bangunan trendline.

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai bagaimana membuat garis trend, Kita mesti mengenali komposisi dari tipikal candlestick. Setiap candlestick Jepang terdiri dari lima elemen, yaitu body, puncak dari body, dasar dari body (badan), ekor/bayangan/sumbu bagian atas yang menjulang dan ekor/bayangan/sumbu yang menjuntai pada bagian bawah.

Kita harus memahami kelima elemen tersebut sebagai acuan membuat garis trend yang tepat. Maka, jika Anda ingin menciptakan bullish trendline,Anda perlu menyoroti ekor candlestick yang terendah dan body (badan) candlestick bagian bawah pada grafik. Seringkali Anda ingin menggunakan ekor candlestick untuk membuat garis trend, namun Anda dapat menggunakan badan candlestick pada kasus dimana volitilitas dalam jangka pendek begitu intens dan keluar dari rentang transaksi normal dari kemiringan garis trend. Lalu, jika harga bergerak naik, Anda bisa menghubungkannya dengan garis lurus.

Tiga Aturan Penting untuk Membuat Trendline

Untuk mengkonfirmasi suatu trend, Anda memerlukan, setidaknya tiga titik yang terletak pada garis yang sama !

Ketika membuat trendline, Anda mesti mempunyai minimal dua titik. Untuk mengkonfirmasi tendensi kemiringan support atau resisten, Anda perlu titik ketiga, yang terletak pada garis yang sama sebagaimana dua titik sebelumnya. Mari kita simak grafik USD/CAD dibawah ini:

Maka, trend bullish dimulai dengan area bawah pertama (1) dan kedua (2). Area bawah ketiga (3)  adalah sinyal konfirmasi trend. Panah-panah (hitam) setelah titik konfirmasi terbentuk menguji support-support berikutnya, yang terletak di area trendline.

Jangan pernah berfikir bahwa trend berada pada satu garis. Trend bukanlan satu garis, tetapi merupakan area

Ketika Anda membentuk satu garis trend naik, Anda mesti mempertimbangkan ekor candlestick yang lebih rendah dan badan candlestick di area bawah.  Sangat sering ekor yang lebih rendah dari candlestick kemungkinan keluar dari area garis trend. Namun, mesti kita tekankan bahwa trendline sebagai suatu area bukan satu garis semata.

Pada kondisi tersebut, jika gerak harga menembus trendline dengan ekor candlesticknya, bukan berarti bahwa trend telah ditembus. Poin penting juga mesti dicamkan bahwa ketika garis trend bertahan lama, akan lebih cenderung reaksi harga terjadi pada level-level trendline tersebut, dan seringkali Anda melihat  terjadi false breakout (tembus-tipuan) di sekitar area tersebut.

Grafik di atas contoh lain dari pergerakan USD/CAD. Kita lihat garis trendmenurun pada grafik Daily. Puncak ketiga dari grafik di atas menegaskan garis trend. Sedangkan puncak terakhir yang menurun nampak keluar dari garis trend. Namun, kita mengenali dari gerak harga yang sedang menguji ditutup di dalam area trendline, dan terdapat sedikit ekor candlestick di sekitar zona trendline, yang mengindikasikan bahwa harga telah ditolak saat mencoba untuk menembus trendline.

Sebagai akibatnya, harga terus melorot sebelum pada akhirnya menembus trendline pada upaya terakhir.

Ketika membuat garis trend, selalu lakukan secara manual ketimbang menempelkan indikator trendline yang otomatis, namun sangat tidak meyakinkan.

Bagaimana Trading dengan Trendline

Setelah kita berdiskusi mengenai bagaimana mengidentifikasi suat trenddan membuat garis trend, maka saat ini kita beralih pada pembahasan bagaimana trading dengan menggunakan trendline.

Kita mulai dari beberapa aturan dasar untuk  strategi trading dengan menggunakan trendline. Ada tiga hal dasar berkenaan dengan trendline yang bisa dijadikan acuan trading, yaitu pergerakan harga yang sedang membentuk trend (naik atau turun), gerak harga dalam fase koreksi dan terjadi penembusan (breakout).

Trading  Ketika Gerak Harga Membentuk Trend 

Ketika kita menetapkan satu trendline, kita bersiap untuk trading dengan pergerakan harga yang sedang membentuk suatu trend. Lewat konfirmasi trendline, kita punya satu arah jelas untuk posisi entri. Pada kondisi ini, jika gerak harga terkonfirmasi membentuk trend naik, kita bisa trading pada saat harga berikutnya memantul naik dari area trendline, dengan asumsi bahwa gerak harga sesuai dengan analisa kita. Begitu juga sebaliknya, untuk kasus harga sedang membentuk trend menurun, sebagaimana contoh di bawah ini :

Grafik di atas adalah gerak AUD/USD pada kerangka waktu 240 menit atau 4 jam (H4). Garis biru merupakan satu garis trend (trendline) pada saat harga bergerak menurun. Tiga panah berdasarkan pada tiga titik acuan, yang membentuk trend. Perhatikan bahwa panah ketiga yang berwarna hijau. Yang mengindikasikan sebagai area penegas tren. Anda bisa entri posisi  AUD/USD setelah menguji trendline.

Dan setelah entri, nampak harga terus menurun dan sempat membentuk rangkaian lower lows (level low yang kian menurun) sebelum ditutup pada saat candlestick menembus dan ditutup di atas trendline.

Trading Ketika Gerak Harga dalam Fase Koreksi

Sekarang, kita akan menjelaskan bagaimana mengambil posisi trading pada saat harga dalam fase koreksi dari suatu pergerakan trend yang jelas (naik atau pun turun). Namun, sebelumnya kita mesti mengenali terlebih dulu mengenai fase koreksi harga dalam pasar forex.

Apakah Koreksi Trend itu?

Suatu koreksi (gerak koreksi) adalah gerak, yang terjadi setelah suatu gerak trend impulsive dan memicu harga kembali pada area trendline. Suatu gerak koreksi mestinya lebih kecil ketimbang gerak trend. Juga kebanyakan kasus, koreksi cenderung memerlukan waktu yang lebih lama untuk terjadi dibandingkan dengan fase gerak trend. Sebagai akibatnya, fase koreksi lebih beresiko dan kurang menarik untuk dijadikan peluang trading.

Untuk menunjukkan bagaimana trading dalam fase koreksi dalam konteks trendline, kita bisa gunakan suatu channel sebagai contohnya, sebagaimana tersaji di bawah ini:

Di atas adalah grafik Weekly untuk  GBP/USD. Perhatikan dua garis trendnaik (bullish) yang  paralel (berwarna biru). Bulatan hitam dengan angka menunjukkan relasi fase trend. Panah hijau menunjukkan pergerakan trenddalam channel, sementara panah berwarna merah menunjukkan gerak dalam fase koreksi.

Ketika kita mempunyai satu channel, kita biasanya mengkonfirmasi pola dengan gerak harga ketiga. Dengan kata lain, kita hanya perlu dua bottom (dasar)  dalam kasus trend bullish dan bukan tiga bottom seperti dijelaskan di atas.

Alasan untuk hal tersebut adalah bahwa setelah gerak harga ketiga, kita punya dua bottom di atas garis bullish dan dua top (puncak) pada garis bullish lainnya, yang paralel (sejajar) dengan garis pertama. Dalam pola tersebut maka trend telah dikonfirmasi. Dan gerak pertama bisa ditransaksikan  pada #4.

Kita telah menghubungkan titik-titik satu dan tiga pada grafik  untuk membuat garis di atas, lalu membuat satu garis paralel dari bottom titik ke dua dan melanjutkannya.

Hal tersebut merujuk pada garis trend paralel dan teknik ini populer, namun kebanyakan trader tidak memperhatikannya. Kebanyakan trader akan menggunakan konfirmasi yang terjadi pada fase koreksi di titik 5 sebagai penentuan potensi trading.

Perhatikan bahwa fase koreksi lebih kecil dalam kaitannya dengan perubahan harga, karena bertentangan dengan trend general. Sementara trader bertipe counter trend (melawan tren) akan masuk posisi sell pada level-level puncak di area garis trend atas dengan target mendekati channel di dasar.

Trading Ketika Trendline Tembus dan Fase Reversal

Kita telah belajar bagaimana trading dengan pendekatan kondisi harga berayun saat terbentuk trend dan saat melawan trend, pada saat ini kita masuk pada pembahasan bagaimana trading saat trendline tembus. Seperti contoh, jika harga bergerak pada arah naik dengan jalinan level high lebih tinggi dari sebelumnya dan diikuti oleh level low yang juga terus naik, maka situasi bullish sedang terbentuk.

Namun, sebagaimana kita ketahui, pola ini kemungkinan akan berhenti dan berbalik pada suatu titik tertentu. Jika hal tersebut terjadi, maka harga berubah arahnya dan mulai bergerak dalam arah yang sebaliknya.

Trader mesti mencermati trading dalam kondisi garis trend tembus, karena pergerakan harga yang berubah arah akan segera dimulai. Namun, setiap penembusan harga melewati trendline tidak cukup sebagai konfirmasi terjadinya pola pembalikan (reversal).

Sebagaimana telah diulas sebelumnya, seringkali harga bergerak menembus dan melewati trendline, dan trendline jangan pernah diperlakukan sebagai garis pasti. Secara esensi, support dan resisten dari trendline mesti dipandang sebagai zona ketimbang sebagai garis yang dapat dipenetrasi.

Trader berpengalaman mengenali dengan baik bahwa konfirmasi suatu pola reversal adalah bukan ilmu pasti. Kami membagi proses ke dalam empat fase untuk memahmi struktur tertentu dari suatu penembusan trendline. Di bawah ini akan menunjukkan keempat fase tersebut guna mengetahui kapan percobaan untuk mengkonfirmasi pembalikan trend dengan menggunakan trendline.

Dengan menggunakan contoh bullish trendline di atas, kita akan tunjukkan sinyal-sinyal konfirmasi untuk suatu gerakan reversal.

Suatu penembusan dalam trend terjadi. Kita amati terjadi penembusan ketika candlestik yang menembus tersebut ditutup di bawah trendline (1).

Harga menurun lebih lanjut dan menciptakan satu bottom (2), yang lebih rendah daripada data harga sebelumnya di dekat trendline. Lantas kita buat satu garis horizontal sebagai support pada ayunan low tersebut, yang juga akan menjadi titik picu dari konfirmasi reversal (4).

Harga lantas naik dan menguji lagi trendline yang sudah ditembus sebagai suatu resisten (3).

Pada gambar di atas retest (pengujian-lagi) tidak mesti menyentuh garis yang telah ditembus. Alasannya karena trendline harus dipandang sebagai suatu area dan bukan sebagai satu garis semata. Lebih lanjut, harga bahkan naik diluar area trendline yang telah tembus.

Lantas harga menurun lagi dan menembus level support yang telah terbentuk (garis merah). Inilah sinyal konfirmasi reversal. Ketika Anda mendapatkan sinyal keempat ini, Anda punya alasan kuat untuk percaya bahwa harga akan berbalik arah. Anda harus melakukan aksi jual pada pasangan mata uang berdasarkan pada keyakinan kuat telah terjadi reversal.

Juga penting untuk dijelaskan bahwa trader yang agresif mungkin akan melakukan aksi jual pada saat harga menguji-lagi trendline. Hal tersebut membuka potensi profit yang lebih besar dan tipikal trader “price action” yang berpengalaman lebih menyukai entri posisi  seperti ini.

Contoh lain di bawah ini akan menjelaskan kembali dengan grafik candlestick yang lebih jelas:

Grafik Weekly di atas untuk item GBPUSD ditandai dengan trendline yang paralel sebagai channel (garis biru). Pada kasus ini, kita soroti kejadian setelah trendline tembus.

Kita kembali menjelaskan empat fase dari proses reversal. Titik 1 adalah momen ketika harga menembus garis trend bullish. Perhatikan candlestick merah ditutup di luar garis trend yang miring ke atas. Kondisi ini mesti dipertimbangkan sebagai momentum penembusan yang berkualifikasi tinggi saat harga menurun. Titik 2 adalah harga menurun di bawah area bottom sebelumnya dan ayunan low yang telah terbentuk.

Titik 3 menunjukkan harga menguji lagi trendline yang telah tembus yang sekarang berubah menjadi resisten. Trader yang agresif akan mencari peluang entri pada area ini. Titik entri yang bagus akan terjadi setelah candlestick merah ditutup dan mengikuti candlestick berpola doji pada resisten baru trendline.

Dan titik 4 menunjukkan penetrasi yang kuat di bawah ayunan low. Perhatikan candlestick merah yang ditutup tajam di bawah garis ayunan low tersebut. Kondisi tersebut menjadi konfirmasi untuk entri jual GBPUSD Lalu, anjlok secara signifikan selama periode 5 bulan ke depan.

Tipe dari trading dengan sistem trendline tersebut memberi Anda suatu gambaran jelas mengenai kejadian apa yang sedang berlangsung dengan tren dari suatu pasangan mata uang.

Kesimpulan

Trendline merupakan suatu perangkat analisa krusial untuk penganut trader “price action”.

Terdapat dua jenis trendline, antara lain :

  1. Trendline untuk kondisi bearish (Bearish Trendline)

2. Trendline untuk kondisi bullish (Bullish Trendline)

Jika Anda menggambar suatu trendline (garis tren), Anda mesti mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

  1. Posisi badan candlestick di area bottom (dasar) dan ekor/bayangan candlestick bagian bawah untuk trend bullish (naik)

2. Posisi badan candlestick di area top (puncak) dan ekor/bayangan candlestick bagian atas untuk trend bearish (turun)

Ingat setidaknya dua aturan penting, ketika Anda menganalisa trend yang potensial:

  1. Anda perlu setidaknya dua titik yang berada pada garis yang sama untuk mengkonfirmasi kecenderungan.

2. Trendline bereaksi sebagai suatu area/zona dan bukan satu garis pada grafik semata.

Terdapat tiga strategi trading utama saat menggunakan trendline yang bisa diterapkan antara lain:

  1. Trading ketika arah harga bergerak membentuk trend tertentu.

2. Trading pada saat fase harga terkoreksi mendekati dan atau menyentuh trendline.

3. Trading pada saat harga telah menembus trendline.

Leave a Reply

You must be logged in to post a comment.

TOP